Jakarta - Buku berjudul Tadzkirah karangan Abu Bakar Baasyir yang disebut Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Sutarman sebagai
buku yang menginspirasi para teroris untuk melegalkan perampokan
cetakannya sangat sederhana. Buku itu ditulis saat Baasyir ditahan di
sel Badan Reserse Kriminal Mabes Polri pada November 2011 lalu. Pemimpin
Jama'ah Anshorut Tauhid ini dihukum 15 tahun penjara karena terlibat
kasus terorisme.
Di buku bersampul kertas buffalo warna hijau ini, pada lembaran setiap halaman menggunakan kertas HVS warna putih. Penggandaannya bukan di percetekan, melainkan difotokopi. Buku pedoman "jihad" ini jumlah lembarannya 198 halaman. "Maunya saya perbanyak di percetakan, tapi enggak boleh sama Polri. Ya difotokopi saja, yang penting menjadi buku," kata Baasyir ketika ditemui Tempo sebelum penahanannya dipindahkan ke Penjara Nusakambangan.
Tadzkirah atau surat nasihat dan peringatan tersebut berupa nukilan ayat-ayat Al-Quran yang kemudian diartikan oleh Baasyir. Terbagi menjadi 12 bab atau lampiran, dalam pengantarnya tertulis untuk para penguasa yang berpenduduk mayoritas muslim.
Bab pertama membahas tentang "Surat Ulama kepada Presiden Republik Indonesia" yang disampaikan oleh Umat Islam Surakarta (UIS). Sebelum ditahan, Baasyir getol memperjuangkan berdirinya negara Islam. Pada bab ini Baasyir menuliskan seruan kepada pemerintah agar bertobat.
Bab-bab selanjutnya, sesuai judulnya soal nasihat, membahas mengenai imbauan para ulama, tak lain Baasyir sendiri. Misalnya, Baasyir menyerukan pengusaha bertobat dan tidak mencampuradukkan sistim pemerintahan Islam dengan non-Islam.
Seperti Bab V, VI, dan VII, tentang "Rincian Bekerja di Dinas Pemerintahan yang Thaghut". Menurut Baasyir, dalam surat Al-Baqarah ayat 257, thaghut adalah segala sesuatu yang melampaui batas sehingga disembah di samping Allah.
Pada bab ini juga membahas tentang pengertian thaghut dan para pendukungnya. Dia mencontohkan perialku thaghut adalah penguasa yang memutuskan perkara dengan hukum bukan syariat Islam. Ada pula tulisan butir-butir perlawanan terhadap sistem yang thaghut hingga status Amerika di hadapan kaum muslim.
Mungkin ini yang dimaksud Jenderal Sutarman, yaitu kutipan yang mengajak umat muslim untuk berjihad dengan mengatakan kebenaran dari sisi Islam adalah yang diyakini Baasyir. “Jika kami mengatakan kebenaran pasti kami akan mati, dan jika kami tidak mengatakan kebenaran maka kami pun akan mati, maka kami akan mati dengan mengatakan kebenaran dan kami tetap akan mengatakan kebenaran meskipun taring-taring anjing mencabik-cabik daging kami, meskipun paruh-paruh buruh mematuk-matuk kepala Kami, hidup Kami hanya untuk Allah. Kami mati karena membela agama Allah”. Kutipan ini diambil Baasyir dari ucapan Syeikh Abu Dujanah Ash Shamy.
Di buku bersampul kertas buffalo warna hijau ini, pada lembaran setiap halaman menggunakan kertas HVS warna putih. Penggandaannya bukan di percetekan, melainkan difotokopi. Buku pedoman "jihad" ini jumlah lembarannya 198 halaman. "Maunya saya perbanyak di percetakan, tapi enggak boleh sama Polri. Ya difotokopi saja, yang penting menjadi buku," kata Baasyir ketika ditemui Tempo sebelum penahanannya dipindahkan ke Penjara Nusakambangan.
Tadzkirah atau surat nasihat dan peringatan tersebut berupa nukilan ayat-ayat Al-Quran yang kemudian diartikan oleh Baasyir. Terbagi menjadi 12 bab atau lampiran, dalam pengantarnya tertulis untuk para penguasa yang berpenduduk mayoritas muslim.
Bab pertama membahas tentang "Surat Ulama kepada Presiden Republik Indonesia" yang disampaikan oleh Umat Islam Surakarta (UIS). Sebelum ditahan, Baasyir getol memperjuangkan berdirinya negara Islam. Pada bab ini Baasyir menuliskan seruan kepada pemerintah agar bertobat.
Bab-bab selanjutnya, sesuai judulnya soal nasihat, membahas mengenai imbauan para ulama, tak lain Baasyir sendiri. Misalnya, Baasyir menyerukan pengusaha bertobat dan tidak mencampuradukkan sistim pemerintahan Islam dengan non-Islam.
Seperti Bab V, VI, dan VII, tentang "Rincian Bekerja di Dinas Pemerintahan yang Thaghut". Menurut Baasyir, dalam surat Al-Baqarah ayat 257, thaghut adalah segala sesuatu yang melampaui batas sehingga disembah di samping Allah.
Pada bab ini juga membahas tentang pengertian thaghut dan para pendukungnya. Dia mencontohkan perialku thaghut adalah penguasa yang memutuskan perkara dengan hukum bukan syariat Islam. Ada pula tulisan butir-butir perlawanan terhadap sistem yang thaghut hingga status Amerika di hadapan kaum muslim.
Mungkin ini yang dimaksud Jenderal Sutarman, yaitu kutipan yang mengajak umat muslim untuk berjihad dengan mengatakan kebenaran dari sisi Islam adalah yang diyakini Baasyir. “Jika kami mengatakan kebenaran pasti kami akan mati, dan jika kami tidak mengatakan kebenaran maka kami pun akan mati, maka kami akan mati dengan mengatakan kebenaran dan kami tetap akan mengatakan kebenaran meskipun taring-taring anjing mencabik-cabik daging kami, meskipun paruh-paruh buruh mematuk-matuk kepala Kami, hidup Kami hanya untuk Allah. Kami mati karena membela agama Allah”. Kutipan ini diambil Baasyir dari ucapan Syeikh Abu Dujanah Ash Shamy.
0 comments:
Post a Comment