Kuningan--Pelanggan
Pekerja Seks Komersial di Kabupaten Kuningan ternyata ada sekitar 12
ribu orang, mereka termasuk kataogi High Risk Man atau lelaki beresiko
tinggi menularkan penyakit kelamin termasuk menyebar virus HIV/AIDS.
Ketua
Program Komisi Penanggulangan AIDS Kuningan, Asep Susan Sonjaya
mengatakan ada sekitar 12 ribu lelaki yang berisiko menularkan penyakit
menular melalui hubungan seks, sedangkan jumlah PSK ada sekitar 700
orang. "Mereka beresiko menularkan penyakit, terbukti ada sekitar 11 ibu
rumah tangga di Kuningan yang tertular HIV/AIDS," kata Asep, Kamis, 9
januari 2013..
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten
Kuningan pada tahun 2013, sebanyak 43 orang terjangkit HIV/AIDS, 3 orang
diantaranya sudah meninggal dunia. Jumlah itu diantaranya ada 19 orang
pria wanita yang positif, sebanyak 11 Ibu Rumah tangga tertular
HIV/Aids, 1 orang PSK, 12 Karyawan, 3 sopir, 3 pegawai salon, 2
pramuniaga, 1 penjahit, 1 buruh kasar, 2 narapidana, 2 siswa SD, dan 4
anak yang belum sekolah.
Hal ini tentunya mengkhawatirkan
penyebaran penyakit kelamin. "Kemungkinan masih banyak PSK yang tertular
penyakit HIV/AIDS tetapi karena mereka tidak mau melakukan uji
Voluntary Counseling Test (VCT) haislnya tidak diketahui," ucap Asep.
Meskipun
daerah Kuningan tidak ada lokalisasi, ternyata banyak para PSK
melakukan transaksinya di cafe-cafe maupun ada yang kordinatornya di
daerah wisata Linggarjati dan Sangkanurip. Para penghubung, biasanya
tukang ojek sering menawarkan tamu-tamu hotel untuk menikmati sejuknya
udara di kaki Gunung Ceremai.
Sumarna, salah seorang tukang ojek
di daerah Sangkanurip menceritakan, para PSK tidak mangkal melainkan
menunggu di rumah kontrakan atau cafe, jika ada tamu dia langsung
mengontak. Usia PSK yang sering dihubunginya berusia rata-rata diatas
25, dengan tarif 250-500 ribu. Dia sendiri hanya mendapatkan Rp. 50
untuk ongkos antar jemput.
Thursday, January 9, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment