BATAM - Peserta dari Aceh untuk cabang fahmil Quran dan tahfiz 20 juz
putra dan putri, dipastikan gagal melaju ke semifinal Musabaqah
Tilawatil Quran Nasional (MTQN) Ke-25 yang berlangsung di Dataran Engku
Putri, Batam, Kepulauan Riau, karena kalah perolehan nilai dibanding
lawan tandingnya.
Sementara itu, Tgk Muzakir, pelatih tahfiz
dari kafilah Aceh melancarkan kritik terhadap dewan hakim tahfiz Quran
dengan penekanan supaya soal dalam bahasa Inggris yang ditanyakan kepada
regu, derajat kesukarannya haruslah sama. “Sejauh amatan kami, ada yang
tidak adil tadi. Ada regu soal bahasa Inggris yang ditanyakan maksud
dari surah yang dibacakan hakim, tapi ada juga yang ditanyakan apa
artinya,” kata Tgk Muzakir.
Wartawan Serambi, Jafaruddin dari
Batam tadi malam melaporkan, bukan saja Aceh, sejumlah pelatih dari Jawa
Timur dan Sulawesi Selatan juga melancarkan protes, di samping ada juga
yang memberi masukan kepada dewan hakim. Mereka meminta supaya ke depan
soal-soal yang diberikan kepada keempat regu yang tampil bersamaan
haruslah sama bobot/derajat kesukaran soalnya.
Selain itu, mereka
minta agar soal-soal yang sudah diajukan pada MTQN yang lalu diubah
seluruhnya. “Sebab, ada peserta tadi yang sudah bisa langsung menjawab
padahal hakim belum sampai setengah membaca soal. Ini bisa menimbulkan
kecurigaan, bocor soal,” kata seorang pelatih dari provinsi lain.
Sejumlah
pelatih dari provinsi lainnya juga meminta proses perekrutan dewan
hakim harus selektif dan semua soal-soal yang disusun dan diajukan itu
haruslah diverifikasi oleh tim ahli.
Ketua Dewan Hakim Tahfiz,
Prof Dr HM Amir Tjoneng menyatakan akan menyampaikan semua kritikan dan
masukan dari para pelatih itu kepada LPTQ Pusat nantinya. “Dewan hakim
tidak membuat soal karena dikhawatirkann akan difitnah membocorkan soal.
Yang membuat soal adalah LPTQ Pusat,” katanya.
Amatan Serambi
kemarin, regu fahmil Aceh yang terdiri atas tiga peserta harus mengakui
kecepatan lawan mereka pada saat soal babak rebutan dan soal lemparan
yang tak bisa dijawab oleh kafilah provinsi lain. Peserta dari Aceh yang
tampil pada cabang fahmil itu lambat menekan bel, sehingga pada babak
rebutan pun tim Aceh gagal menambah nilai. Padahal mereka mengetahui
jawabannya.
Kendati di cabang fahmil dan tahfiz 20 juz tim Aceh
gugur karena memperoleh nilai di bawah target, namun Aceh masih memiliki
kesempatan untuk bisa maju ke semifinal, karena beberapa cabang lain
belum tampil. Di antaranya, tafsir bahasa Inggris putri, tahfiz 1 juz,
tilawah cacat netra, dan syarhil Quran.
Khusus malam ini, Selasa
(10/6), dua peserta asal Aceh, yakni Takdir Feriza dan Rosmayani dari
cabang tilawah dewasa putra dan putri, akan tampil di Arena Utama (MTQN)
Ke-25 yang berlangsung di Dataran Engku Putri, Batam.
Selain
Takdir Feriza dan Rosmayani, lima peserta lagi dari kafilah Aceh akan
tampil pada pagi dan sore hari ini. Mereka yang tampil pada pukul
08.00-12.00 WIB di Hotel PIH Batam adalah Nazaruddin untuk cabang
tilawah putra golongan qiraah sa’ah, Munadianur tampil di Gedung Lembaga
Adat Melayu (LAM) untuk cabang khattil kontemporer putra, dan Khairul
Rijal tampil di LAM pada cabang tafsir putra.
Pada pukul
13.30-17.00 WIB, giliran Khairani dari cabang tilawah putri golongan
tartil tampil di Hotel PIH Batam dan Nurul Fajri dar cabang hafiz putri
30 juz tampil di Aula Sekolah Harapan Utama Batam
Tuesday, June 10, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment