Tuesday, June 10, 2014

BATAM - Peserta dari Aceh untuk cabang fahmil Quran dan tahfiz 20 juz putra dan putri, dipastikan gagal melaju ke semifinal Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) Ke-25 yang berlangsung di Dataran Engku Putri, Batam, Kepulauan Riau, karena kalah perolehan nilai dibanding lawan tandingnya.

Sementara itu, Tgk Muzakir, pelatih tahfiz dari kafilah Aceh melancarkan kritik terhadap dewan hakim tahfiz Quran dengan penekanan supaya soal dalam bahasa Inggris yang ditanyakan kepada regu, derajat kesukarannya haruslah sama. “Sejauh amatan kami, ada yang tidak adil tadi. Ada regu soal bahasa Inggris yang ditanyakan maksud dari surah yang dibacakan hakim, tapi ada juga yang ditanyakan apa artinya,” kata Tgk Muzakir. 

Wartawan Serambi, Jafaruddin dari Batam tadi malam melaporkan, bukan saja Aceh, sejumlah pelatih dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan juga melancarkan protes, di samping ada juga yang memberi masukan kepada dewan hakim. Mereka meminta supaya ke depan soal-soal yang diberikan kepada keempat regu yang tampil bersamaan haruslah sama bobot/derajat kesukaran soalnya.

Selain itu, mereka minta agar soal-soal yang sudah diajukan pada MTQN yang lalu diubah seluruhnya. “Sebab, ada peserta tadi yang sudah bisa langsung menjawab padahal hakim belum sampai setengah membaca soal. Ini bisa menimbulkan kecurigaan, bocor soal,” kata seorang pelatih dari provinsi lain.

Sejumlah pelatih dari provinsi lainnya juga meminta proses perekrutan dewan hakim harus selektif dan semua soal-soal yang disusun dan diajukan itu haruslah diverifikasi oleh tim ahli.

Ketua Dewan Hakim Tahfiz, Prof Dr HM Amir Tjoneng menyatakan akan menyampaikan semua kritikan dan masukan dari para pelatih itu kepada LPTQ Pusat nantinya. “Dewan hakim tidak membuat soal karena dikhawatirkann akan difitnah membocorkan soal. Yang membuat soal adalah LPTQ Pusat,” katanya.

Amatan Serambi kemarin, regu fahmil Aceh yang terdiri atas tiga peserta harus mengakui kecepatan lawan mereka pada saat soal babak rebutan dan soal lemparan yang tak bisa dijawab oleh kafilah provinsi lain. Peserta dari Aceh yang tampil pada cabang fahmil itu lambat menekan bel, sehingga pada babak rebutan pun tim Aceh gagal menambah nilai. Padahal mereka mengetahui jawabannya.

Kendati di cabang fahmil dan tahfiz 20 juz tim Aceh gugur karena memperoleh nilai di bawah target, namun Aceh masih memiliki kesempatan untuk bisa maju ke semifinal, karena beberapa cabang lain belum tampil. Di antaranya, tafsir bahasa Inggris putri, tahfiz 1 juz, tilawah cacat netra, dan syarhil Quran.

Khusus malam ini, Selasa (10/6), dua peserta asal Aceh, yakni Takdir Feriza dan Rosmayani dari cabang tilawah dewasa putra dan putri, akan tampil di Arena Utama (MTQN) Ke-25 yang berlangsung di Dataran Engku Putri, Batam.

Selain Takdir Feriza dan Rosmayani, lima peserta lagi dari kafilah Aceh akan tampil pada pagi dan sore hari ini. Mereka yang tampil pada pukul 08.00-12.00 WIB di Hotel PIH Batam adalah Nazaruddin untuk cabang tilawah putra golongan qiraah sa’ah, Munadianur tampil di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) untuk cabang khattil kontemporer putra, dan Khairul Rijal tampil di LAM pada cabang tafsir putra.

Pada pukul 13.30-17.00 WIB, giliran Khairani dari cabang tilawah putri golongan tartil tampil di Hotel PIH Batam dan Nurul Fajri dar cabang hafiz putri 30 juz tampil di Aula Sekolah Harapan Utama Batam

0 comments:

Post a Comment