JAKARTA - Anggota Dewan
Penasihat Pemenangan Prabowo-Hatta Jawa Tengah, Letjen TNI (Purn) Suryo
Prabowo meminta pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menahan diri
dan tidak mudah terprovokasi. Ini terkait kejadian pengrusakan atribut
kampanye pasangan capres Prabowo -Hatta di Solo dan Jepara, Jawa Tengah.
"Seluruh pendukung Prabowo-Hatta di Jawa
Tengah jangan terpancing, tetap tenang. Spanduk yang dirusak bisa
dicetak kembali," kata Suryo Prabowo, melalui rilisnya usai rapat
pemantapan Satuan Pengamanan Ormas dan OKP di Solo, Jawa Tengah, Senin
(9/8).
Suryo menengarai, pengrusakan tersebut bentuk dari mulai terusiknya konsolidasi pendukung capres nomor urut dua di Jawa Tengah.
"Semua orang tahu, Jawa Tengah khususnya
Solo merupakan kandang banteng, basisnya kelompok merah. Gubernurnya
saja dari kelompok merah. Mereka seperti tidak rela kandangnya berkibar
merah putih. Konsolidasi mereka goyah karena terganggu oleh luasnya
dukungan rakyat pada Prabowo," kata Suryo.
Tidak hanya di Solo dan Jepara, di
Yogyakarta lanjut Suryo, rumah Husen seorang relawan Jokowi-JK dilempari
bom molotov oleh orang tidak dikenal.
"Tindakan kekerasan ini bisa saja
dilakukan oleh pendukung kedua-belah pihak. Namun sangat mungkin juga
dilakukan oleh pendukung Jokowi yang kerap menggunakan taktik menyerang
diri sendiri seperti yang lazim dilakukannya untuk membangun persepsi
bahwa pihaknya tengah teraniaya dan terzolimi. Ini bisa disebut sebagai
Tukulistik, mempermalukan diri sendiri atau menzolimi diri sendiri untuk
menuai simpati. Coba lihat Tukul itu, tidak sungkan mempermalu dan
menyiksa diri sendiri agar tetap disukai penontonnya. Ini capres
tontonan bukan capres yang bisa memberi tuntunan," ungkapnya.
Terhadap berbagai aksi kekerasan tersebut, Suryo meminta pihak keamanan memberi tindakan.
"Apabila tindakan seperti ini tidak
direspons secara terukur, atau didiamkan oleh aparat keamanan,
dikhawatirkan akan bisa memicu terjadinya konflik fisik di lapangan,"
pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment