Tuesday, June 10, 2014

JAKARTA - Anggota Dewan Penasihat Pemenangan Prabowo-Hatta Jawa Tengah, Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo meminta pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menahan diri dan tidak mudah terprovokasi. Ini terkait kejadian pengrusakan atribut kampanye pasangan capres Prabowo -Hatta di Solo dan Jepara, Jawa Tengah.
"Seluruh pendukung Prabowo-Hatta di Jawa Tengah jangan terpancing, tetap tenang. Spanduk yang dirusak bisa dicetak kembali," kata Suryo Prabowo, melalui rilisnya usai rapat pemantapan Satuan Pengamanan Ormas dan OKP di Solo, Jawa Tengah, Senin (9/8).
Suryo menengarai, pengrusakan tersebut bentuk dari mulai terusiknya konsolidasi pendukung capres nomor urut dua di Jawa Tengah.
"Semua orang tahu, Jawa Tengah khususnya Solo merupakan kandang banteng, basisnya kelompok merah. Gubernurnya saja dari kelompok merah. Mereka seperti tidak rela kandangnya berkibar merah putih. Konsolidasi mereka goyah karena terganggu oleh luasnya dukungan rakyat pada Prabowo," kata Suryo.
Tidak hanya di Solo dan Jepara, di  Yogyakarta lanjut Suryo, rumah Husen seorang relawan Jokowi-JK dilempari bom molotov oleh orang tidak dikenal.
"Tindakan kekerasan ini bisa saja dilakukan oleh pendukung kedua-belah pihak. Namun sangat mungkin juga dilakukan oleh pendukung Jokowi yang kerap menggunakan taktik menyerang diri sendiri seperti yang lazim dilakukannya untuk membangun persepsi bahwa pihaknya tengah teraniaya dan terzolimi. Ini bisa disebut sebagai Tukulistik, mempermalukan diri sendiri atau menzolimi diri sendiri untuk menuai simpati. Coba lihat Tukul itu, tidak sungkan mempermalu dan menyiksa diri sendiri agar tetap disukai penontonnya. Ini capres tontonan bukan capres yang bisa memberi tuntunan," ungkapnya.
Terhadap berbagai aksi kekerasan tersebut, Suryo meminta pihak keamanan memberi tindakan.
"Apabila tindakan seperti ini tidak direspons secara terukur, atau didiamkan oleh aparat keamanan, dikhawatirkan akan bisa memicu terjadinya konflik fisik di lapangan," pungkasnya.

0 comments:

Post a Comment