JAKARTA - Pertanyaan
soal Hak Asasi Manusia (HAM) dari Jusuf Kalla (JK), dan berbagai
sindiran soal isteri yang ditujukan pada Prabowo Subianto, dinilai
pengamat komunikasi UIN Sunan Kalijaga, Iswandi Syahputra justru
menguntungkan Prabowo.
"Pertanyaan soal HAM sangat
menguntungkan Prabowo. Sebagai komunikator, selama ini Prabowo tidak
punya momen guna menyampaikan pesan pada publik. Timingnya tepat, saat
debat dia ditanya dan dia menjawab. Masalah lama melilitnya, Prabowo
pasti sudah menyiapkan jawaban. Jawaban tersebut menunjukkan tidak ada
kesan memaksakan diri untuk mengklarifikasi. Dan Prabowo berhasil
menjelaskannya dengan baik tanpa menyerang balik JK," kata Iswandi
Syahputra, saat dihubungi wartawan Selasa (10/6), menanggapi debat
capres yang disiarkan sejumlah televisi (9/6).
Iswandi justru menilai JK dapat menuai
sentimen negatif atas materi pertanyaan HAM tersebut. "Isu pelanggaran
HAM oleh Prabowo ini sudah lama selesai. Tidak mungkin Prabowo menjadi
Cawapres Megawati tahun 2009 yang saat ini justru mendukung JK dan
Capres tahun 2014 jika urusan ini belum selesai. Jadi dengan mudah
publik dapat menilai, isu HAM diangkat kembali oleh JK sangat tendensius
hanya untuk membunuh karakter Prabowo. Bahkan bisa saja materi HAM ini
menegaskan adanya titipan asing. Dan jelas ini bukan sikap seorang
negarawan," jelas mantan komisioner KPI Pusat tersebut.
Sementara sindiran soal isteri menurut Iswandi jelas itu ditujukan pada Prabowo.
"Walau bersifat menyindir, dalam
komunikasi publik sebenarnya kurang etis karena menyangkut ruang privasi
yang bersifat personal. Disayangkan sindiran ini keluar dari mulut
seorang capres dan cawapres," sesalnya.
Menurut Iswandi secara umum sebenarnya posisi dua pasangan dalam debat tersebut masih berimbang.
"Pasangan Prabowo-Hatta mampu dengan
baik mengartikulasikan visi misi mereka secara konseptual. Pasangan ini
punya gaya yang baik menjadi pemimpin negara karena lebih banyak bicara
ke depan. Sementara pasangan Jokowi-JK mampu meyakinkan apa yang sudah
mereka lakukan sebelumnya, karena itu mereka banyak bicara bukti,
akhirnya banyak terjebak bicara masa lalu. Dalam posisi imbang begini,
siapa yang melakukan kesalahan dia yang kalah," imbuhnya.
0 comments:
Post a Comment