BANDA ACEH - Ketua Umum DPA Partai Aceh, Muzakir Manaf terlihat geram
saat dimintai tanggapannya terhadap siaran pers yang disampaikan Azmi cs
yang mengatasnamakan Barisan Pendukung Partai Aceh (BPPA).
“Ini
kami ingatkan dengan keras, jangan campuri urusan Partai Aceh dan
jangan coba-coba mengacaukan Partai Aceh dan kondisi Aceh yang sudah
aman dan damai ini,” tandas Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem
kepada Serambi, Selasa (10/6) sore di Kantor Pemenangan Pasangan Calon
Presiden RI Prabawo-Hatta, kawasan Lampriek, Banda Aceh.
Mualem
kembali menegaskan, dirinya tidak mengenal Azmi cs yang mengaku Barisan
Pendukung Partai Aceh. “Sepengetahuan kami, ia itu tidak masuk dalam
kepengurusan KPA maupun Partai Aceh. Tapi kenapa terus memberikan
komentar tentang urusan internal Partai Aceh. Urusan internal Partai
Aceh biar kami yang mengurusnya, nggak perlu campur tangan dia,” kata
Mualem dengan nada tinggi sampai memukul meja.
Dalam pilpres kali
ini, kata Mualem, ada dua pasangan calon presiden yang dipilih, yaitu
pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurut
Mualem, kalau dirinya memberikan dukungan kepada pasangan
Prabowo-Hatta, itu merupakan hak demokrasinya dan tidak boleh ada pihak
yang melarangnya. Begitu juga pihak lain yang ingin memberikan dukungan
secara pribadi kepada pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, baik itu dari
kalangan Partai Aceh maupun pihak lain, itu juga hak demokrasi mereka.
“Untuk
Partai Aceh, kepada pasangan mana dukungan akan diberikan, sudah
diputuskan secara musyawarah dalam rapat Pengurus KPA bersama DPA Partai
Aceh se-Aceh pada Sabtu malam 7 Juni 2014. Rapat memutuskan mendukung
pasangan Prabowo-Hatta. Apa lagi yang dia persoalkan,” kata Mualem,
masih dengan nada tinggi.
Dia, (Azmi Cs,) menurut Mualem,
lahirnya saja di Aceh, tapi besar dan tinggal di luar Aceh. Ia tidak
tahu bagaimana masalah Aceh dan Partai Aceh. “Ia urus sajalah urusan dan
masalahnya. Kami lebih tahu apa keinginan masyarakat dan Partai Aceh.
Kami ingatkan dengan keras sekali lagi, jangan campuri urusan internal
Partai Aceh dan KPA,” katanya.
Mualem juga menjelaskan tentang
isu pihaknya menerima uang Rp 50 miliar dari Ketua DPP Partai Gerindra,
Prabowo Subianto atas kerjasama dalam Pileg 9 April 2014. “Pihak Partai
Gerindra sudah secara tegas mengatakan tak pernah memberikan uang yang
diisukan itu. Apa lagi yang harus dijelaskan kalau sudah begini. Kalau
memang kita tidak ada menerima uang itu, kenapa Azmi cs meminta untuk
menjelaskannya kepada partai. Uangnya saja tidak pernah diterima,” ujar
Mualem, masih dengan nada tinggi.
Ditegaskan Mualem, dukungan
Partai Aceh untuk pasangan calon Presiden Prabowo-Hatta, bukan lagi 100
persen tapi sudah 1000 persen. Alasan kenapa PA memberikan dukungan
kepada pasangan Prabowo-Hatta, karena jauh hari sebelum pileg dan
pilpres, PA dengan Gerindra sudah melakukan kerjasama untuk dua kegiatan
pesta demokrasi tersebut.
Dukungan PA bukan sesuatu yang
mendadak atau tiba-tiba, tapi sudah melalui proses dan pengkajian yang
mendalam dari pengurus Partai Aceh dan KPA demi masa depan Aceh yang
lebih baik.
Semua orang, kata Mualem punya kekurangan dan
kesalahan masa lalu. Sekarang dia (Prabowo) berjanji untuk memperbaiki
dan mengajak sama-sama membangun Aceh tercinta menjadi lebih baik dari
sebelumnya. “Kita harus mendukungnya,” kata Mualem.
Hari ini,
Rabu (11/6), pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta akan berkampanye di
halaman parkir Stadion Di Murthala Lampinueng, Banda Aceh.
Menurut
Mualem, puluhan ribu bahkan diperkirakan ratusan ribu massa KPA/PA dan
dari partai pendukung lainnya akan dikerahkan ke lokasi kampanye,
termasuk dari kabupaten/kota. “Kader PA dari kabupaten/kota bersama
partai pendukung lainnya akan bekerja maksimal untuk memenangkan
pasangan Prabowo-Hatta dalam Pilpres 9 Juli 2014 mendatang. Target suara
yang akan kita menangkan untuk pasangan Prabowo-Hatta kalau bisa lebih
tinggi dari target kemenangan SBY di Aceh lima tahun lalu yang mencapai
93 persen,” kata Mualem.
Total suara pemilih di Aceh, kata
Muzakir Manaf, memang kecil bila dibanding jumlah suara pemilih di Pulau
Jawa. “Tapi kemenangan di Aceh merupakan kemenangan sempurna dan
bergengsi bagi capres-cawapres,” demikian Mualem
Wednesday, June 11, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment