Wednesday, June 11, 2014

BANDA ACEH - Ketua Umum DPA Partai Aceh, Muzakir Manaf terlihat geram saat dimintai tanggapannya terhadap siaran pers yang disampaikan Azmi cs yang mengatasnamakan Barisan Pendukung Partai Aceh (BPPA).

“Ini kami ingatkan dengan keras, jangan campuri urusan Partai Aceh dan jangan coba-coba mengacaukan Partai Aceh dan kondisi Aceh yang sudah aman dan damai ini,” tandas Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem kepada Serambi, Selasa (10/6) sore di Kantor Pemenangan Pasangan Calon Presiden RI Prabawo-Hatta, kawasan Lampriek, Banda Aceh.

Mualem kembali menegaskan, dirinya tidak mengenal Azmi cs yang mengaku Barisan Pendukung Partai Aceh. “Sepengetahuan kami, ia itu tidak masuk dalam kepengurusan KPA maupun Partai Aceh. Tapi kenapa terus memberikan komentar tentang urusan internal Partai Aceh. Urusan internal Partai Aceh biar kami yang mengurusnya, nggak perlu campur tangan dia,” kata Mualem dengan nada tinggi sampai memukul meja.

Dalam pilpres kali ini, kata Mualem, ada dua pasangan calon presiden yang dipilih, yaitu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Menurut Mualem, kalau dirinya memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo-Hatta, itu merupakan hak demokrasinya dan tidak boleh ada pihak yang melarangnya. Begitu juga pihak lain yang ingin memberikan dukungan secara pribadi kepada pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, baik itu dari kalangan Partai Aceh maupun pihak lain, itu juga hak demokrasi mereka.

“Untuk Partai Aceh, kepada pasangan mana dukungan akan diberikan, sudah diputuskan secara musyawarah dalam rapat Pengurus KPA bersama DPA Partai Aceh se-Aceh pada Sabtu malam 7 Juni 2014. Rapat memutuskan mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Apa lagi yang dia persoalkan,” kata Mualem, masih dengan nada tinggi.

Dia, (Azmi Cs,) menurut Mualem, lahirnya saja di Aceh, tapi besar dan tinggal di luar Aceh. Ia tidak tahu bagaimana masalah Aceh dan Partai Aceh. “Ia urus sajalah urusan dan masalahnya. Kami lebih tahu apa keinginan masyarakat dan Partai Aceh. Kami ingatkan dengan keras sekali lagi, jangan campuri urusan internal Partai Aceh dan KPA,” katanya.

Mualem juga menjelaskan tentang isu pihaknya menerima uang Rp 50 miliar dari Ketua DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto atas kerjasama dalam Pileg 9 April 2014. “Pihak Partai Gerindra sudah secara tegas mengatakan tak pernah memberikan uang yang diisukan itu. Apa lagi yang harus dijelaskan kalau sudah begini. Kalau memang kita tidak ada menerima uang itu, kenapa Azmi cs meminta untuk menjelaskannya kepada partai. Uangnya saja tidak pernah diterima,” ujar Mualem, masih dengan nada tinggi.

Ditegaskan Mualem, dukungan Partai Aceh untuk pasangan calon Presiden Prabowo-Hatta, bukan lagi 100 persen tapi sudah 1000 persen. Alasan kenapa PA memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo-Hatta, karena jauh hari sebelum pileg dan pilpres, PA dengan Gerindra sudah melakukan kerjasama untuk dua kegiatan pesta demokrasi tersebut.

Dukungan PA bukan sesuatu yang mendadak atau tiba-tiba, tapi sudah melalui proses dan pengkajian yang mendalam dari pengurus Partai Aceh dan KPA demi masa depan Aceh yang lebih baik.

Semua orang, kata Mualem punya kekurangan dan kesalahan masa lalu. Sekarang dia (Prabowo) berjanji untuk memperbaiki dan mengajak sama-sama membangun Aceh tercinta menjadi lebih baik dari sebelumnya. “Kita harus mendukungnya,” kata Mualem.

Hari ini, Rabu (11/6), pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta akan berkampanye di halaman parkir Stadion Di Murthala Lampinueng, Banda Aceh.

Menurut Mualem, puluhan ribu bahkan diperkirakan ratusan ribu massa KPA/PA dan dari partai pendukung lainnya akan dikerahkan ke lokasi kampanye, termasuk dari kabupaten/kota. “Kader PA dari kabupaten/kota bersama partai pendukung lainnya akan bekerja maksimal untuk memenangkan pasangan Prabowo-Hatta dalam Pilpres 9 Juli 2014 mendatang. Target suara yang akan kita menangkan untuk pasangan Prabowo-Hatta kalau bisa lebih tinggi dari target kemenangan SBY di Aceh lima tahun lalu yang mencapai 93 persen,” kata Mualem.

Total suara pemilih di Aceh, kata Muzakir Manaf, memang kecil bila dibanding jumlah suara pemilih di Pulau Jawa. “Tapi kemenangan di Aceh merupakan kemenangan sempurna dan bergengsi bagi capres-cawapres,” demikian Mualem

0 comments:

Post a Comment