SERGAI - Mawar (nama
samaran) mengaku tidak mendapatkan ancaman dari FH -oknum guru honor
bidang studi Budi Pekerti di SDN Desa Simpang Dolok, Kecamatan
Limapuluh, Batubara, Sumut yang menggaulinya.
“Pak FH tidak mengancam saya, semuanya
biasa saja seperti tidak ada kejadian. Setelah itu saya ke kamar mandi
dan melihat ada bercak darah di celana dalam saya. Waktu itu saya takut
sekali dan takut memberitahukan kejadian itu kepada orangtua saya,”
ujarnya.
Menurut Mawar, seminggu setelah
peristiwa itu, FH kembali mengulangi perbuatannya. Peristiwa itu terjadi
saat Mawar tengah bermain bersama teman-temananya di sekolah.
“Pak FH berbuat hal yang sama kepada
saya, seminggu setelah peristiwa pertama. Saat itu masih jam sepuluh
pagi,” ujarnya. Semula, Mawar mengaku disuruh membuat kopi lagi dan
ternyata tindakan bejat itu diulangi.
“Jangan coba-coba bilang pada siapa-siapa!” ungkap Mawar menirukan ancaman FH waktu itu.
Mawar juga mengaku, setelah ia tamat,
dan melanjutkan sekolah ke MTs, FH pernah mengirim pesan ke akun
Facebook Mawar. Dalam pesannya, ia meminta Mawar menemuinya. Namun Mawar
tidak menggubris pesan itu.
Nasri (35), keluarga Mawar, mengatakan,
kejadian itu terungkap 8 Desember 2013, setahun lebih setelah Mawar
lulus SD. Keluarga, katanya, melihat tingkah dan perilaku Mawar yang
aneh “Tingkah Mawar berbeda, seperti ingin terus keluar rumah, malas
sekolah, dan nggak peduli dengan diri sendiri,”katanya.
Walaupun sempat enggan membuka rahasia, namun akhirnya Mawar bersedia menjelaskan kejadian yang menimpanya di tahun 2011.
Setelah mendengarkan pengakuan Mawar,
keluarga melapor ke Polres Batubara, dan Mawar menjalani visum di RS
Bhayangkari Tebingtinggi.
0 comments:
Post a Comment