Jakarta - Hukuman
mati yang dijatuhkan pemerintah Singapura terhadap dua anggota TNI dari
Korps Komando Operasi (KKO)--kini disebut sebagai marinir, yaitu Usman
Hj Mohd Ali dan Harun Said, membawa luka bagi hubungan
Indonesia-Singapura. Setelah kejadian itu, seperti dituturkan Abdul
Rachman Ramli, Kepala Perwakilan Indonesia di Singapura saat itu, dalam
buku Soeharto Untold Stories, makin tidak harmonis.
Sebagian
besar warga Indonesia di Singapura pun dipulangkan, sementara di dalam
negeri mahasiswa tengah bersiap menduduki kantor perwakilan Singapura di
Indonesia. Namun upaya perdamaian dua negara bertetangga itu tetap
dilakukan. Dua tahun setelah pemberian hukuman mati dijatuhkan tahun
1968, Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew berkunjung ke Indonesia.
Menurut
Ramly, Presiden Soeharto mengajukan syarat jika Singapura mau
memperbaiki hubungan. Salah satunya, Perdana Menteri Lee Kuan Yew harus
berziarah ke makam Usman dan Harun di Taman Makam Pahlawan. Perdana
Menteri Singapura itu sebaiknya menabur bunga di makam kedua prajurit
marinir tersebut. Bukan meletakkan karangan bunga di kaki tugu makam,
seperti layaknya tamu negara lain yang datang ke Taman Makam Pahlawan.
“Ini
syarat yang tak lazim. Namun entah dengan pertimbangan apa, PM Lee Kuan
Yew setuju meletakkan karangan bunga di makam Usman dan Harun,” kata
Ramly dalam pernyataan tertulisnya di buku Soeharto.
Setelah
kejadian tersebut, menurut Ramly, hubungan Indonesia dan Singapura pun
berangsur membaik. Ramly menilai Soeharto sebagai panglima tertinggi
berusaha semaksimal mungkin membela dan menghormati anak buahnya.
Pembelaan dan penghormatan tersebut salah satunya ditunjukkan saat Lee
Kuan Yew datang ke Indonesia.
Yang
jelas pada kunjungan itu juga diikuti dengan penandatanganan perjanjian
batas laut antara RI dan Singapura. Meskipun perjanjian itu penting
buat kedua negara, khusus untuk Singapura menjadi modal beberapa bagian
dibangun dan direklamasi.
Kini hubungan dua negara ini kembali runyam setelah pemerintah Singapura mengkritik keputusan
pemerintah Indonesia yang akan menyematkan nama Usman-Harun pada salah
satu fregat yang baru dibeli dari Inggris. Singapura keberatan karena
Usman dan Harun dianggap sebagai teroris yang meledakkan gedung di
Singapura dan dihukum mati atas perbuatannya.
Saturday, February 8, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment