Monday, February 17, 2014


WALI NANGGROE, KAMI RINDU PADAMU...
Seperti Anak yang menunggu warisan orang tuanya yang kaya raya, rangkaian cerita untuk mewujudkan cita-cita yang selama ini dinantikan sepeninggal Yang Mulia Teungku Hasan Muhammad di Tiro, Malik Mahmud yang diangkat “paksa” oleh sekelompok orang untuk menjadi Wali Nanggroe sedang melaksanakan safari berkedok “maulid” ke seluruh penjuru Aceh dengan pengawalan ketat dari POLDA dan PARTAI ACEH (PA), lengkap dengan hambanya yang haus akan uang, jabatan, dan kekuasaan.

Makin menyedihkan lagi karena Malik Mahmud lebih tertarik dengan urusan Pabrik asing yang berada di tanah aceh ini, ketimbang tugas dan tanggung jawabnya sebagai Wali Nanggroe.

Kunjungan senyum ke LAFARGE dan EXXON (seharusnya menjadi urusan Gubernur dan wakilnya), serta harapan rakyat aceh untuk disahkannya Qanun Jinayah yang tak kunjung diperjuangkan menggambarkan seberapa besar NIAT Malik Mahmud untuk menegakkan Syariat Islam ditanah aceh yang suci ini. Secara alami hal tersebut membuktikan bahwa Malik Mahmud TIDAKLAH PANTAS MENDUDUKI KURSI KEBESARAN WALI NANGGROE, karena semestinya Wali Nanggroe adalah milik seluruh Rakyat Aceh.

Sementara Malik Mahmud hanyalah milik Partai Aceh saja. Sesuai dengan Qanun 8 tahun 2012 tentang Wali Nanggroe, semestinya Wali Nanggroe berkonsentrasi terhadap penegakan syariat Islam, merupakan tokoh adat budaya yang dituakan, penyeru Dinul Islam serta penyatu rakyat di tanah Aceh tercinta ini malah sibuk dengan kelompoknya sendiri, nampaknya mimpi rakyat aceh yang mendambakan kesejahteraan telah kandas. Kehadiran Malik Mahmud sebagai Wali Nanggroe, membuat Gubernur dan Wakilnya makin terlihat bodoh dan kehilangan nyali untuk kepentingan rakyatnya.
Wali Nanggroe Teungku Hasan Muhammad di Tiro, kami rindu padamu..

0 comments:

Post a Comment