BIREUEN, — Ini dia tarian khas Aceh
bernuansa Islam kental asal Kabupaten Bireuen, Aceh. Ya, Rabbani Wahed,
asal Desa Pante Rheng, Kecamatan Samalanga—berjuluk kota santri—yang
banyak dikisahkan tari ini dilahirkan oleh Abu Syamsyah alias Abu Sab
awal 1950-an.
Pantas saja, syair atau bacaan di dalam tarian yang
hanya dimainkan oleh para lelaki ini semuanya berisi takbir, tasbih,
salawat serta puji-pujian kepada Allah dan rasulnya. Kalaupun ada
kalimat dalam bahasa Aceh itu juga merupakan kalimat pujian yang
diterjemahkan ke dalam bahasa daerah tersebut sambil memadukan dengan
gerakan yang unik namun penuh heroik melebihi Seudati maupun Saman.
Penuturan
Ketua Sanggar Seni Rabbani, Desa Pante Rheng, Muzakkir, tarian Rabbani
tersebut saat ini sudah dikenal hingga ke mancanegara, seperti Turki dan
Malaysia. Bahkan mereka beberapa kali sudah diundang ke Malaysia untu
mengisi acara-acara kenegaraan di sana.
“Tahun 2002 mewakili
Indonesia ke Turki, selanjutnya 2011 pernah diundang TV Alhijrah
Malaysia dalam acara pengambilan gambar titian ombak, serta beberapa
acara baik di beberapa provinsi di Indonesia maupun luar negeri,” jelas
Muzakkir, Minggu (9/2/2014).
Menurut Muzakkir, dalam penampilan
ke luar negeri tersebut selalu mendapat pujian serta kekaguman dari para
penonton yang menyimak syair maupun gerakan para penarinya. Sebanyak
sembilan orang penari didampingi Syeh Radar sebanyak dua orang, mereka
dilatih keras untuk bisa mahir menarikan tarian terbilang sulit itu.
Sekilas,
saat klimaks tarian ini ditampilkan, ada gerakan-gerakan yang mana pada
pada saat doa penutup para penari benar-benar larut dalam doa sehingga
seperti tidak sadarkan diri, namun itu sebenarnya larut dalam doa atau
benar-benar menyerahkan diri kepada Allah sambil mengucapkan tahlil atau
Lailahaillallah terus menerus dengan kusyuk, sehingga mereka semua
tergeletak seperti tak sadarkan diri.
Ditambahkan Muzakir,
dirinya akan melakukan penyelamatan terhadap kesenian daerah ini agar
tidak diklaim oleh pihak lain. “Kita akan mengurus perizinan seperti
akte notaris dan lain sebagainya, agar rabbani wahed menjadi tarian khas
asal Samalanga, Bireuen, sehingga diketahui masyarakat luas,” katanya.
Sunday, February 9, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment