TAPUNGHULU- Nasib malang
dialami Adit (7). Bocah laki-laki ini ditemukan dengan badan penuh luka
dengan kondisi mengenaskan oleh tukang sayur keliling di perkebunan
kelapa sawit PTPN V Tandun, Ahad (15/12).
Diduga ia dibuang di kebun sawit tersebut.
Ini juga berdasarkan pengakuan Adit kepada Dahniar (42) —wanita yang
mendampingi dia saat dirawat— bahwa ia disiksa dan dibuang orangtuanya.
Memang, Adit belum bisa bicara dengan
jelas akibat luka di bibir dan lidahnya yang diduga akibat digunting.
Namun ia akan berteriak histeris bila melihat jarum suntik, gunting,
pisau atau peralatan medis lainnya.
Saat dikunjungi Riau Pos (JPNN Grup) di
rumah sakit Kebun Milik PTPN V, Senin (15/12), sekujur tubuh bocah ini
penuh luka bekas sabetan, lecet-lecet, goresan benda tajam dan bekas
luka bakar seperti disetrika di bagian punggung. Mulut, bibir dan
kemaluannya juga terlihat bekas luka yang diduga akibat digunting. Adit
hanya memandang dengan tatapan tajam dan tanpa ekspresi. Saat ditanya
namanya, Adit tidak merespon sama sekali, selain hanya memandang.
Menurut Dahniar, wanita yang membawa Adit
ke kantor polisi dan berobat ke rumah sakit, saat ditemukan Adit tidak
bisa diajak berkomunikasi dengan baik oleh siapapun. Sementara soal
perilaku Adit memang seperti itu. Ia susah diajak berkomunikasi, apalagi
dengan kondisi banyak orang. Tapi menurutnya, ketika kondisi tidak
begitu ramai, sesekali bocah tersebut mau menjawab pertanyanya.
‘’Ketika sama saya dia (Adit, red) mau
cerita. Tapi ya itu, kurang jelas. Karena susah bicara, akibat luka di
bibir dan lidahnya,’’ tuturnya.
Menurut Dahniar, menurut cerita Adit
kepadanya, ia disiksa orangtuanya. ‘’Cerita Adit kepada saya, bahwa
dirinya disiksa orangtuanya. Tapi tak bisa menjelaskan orangtua
laki-laki atau ibunya. Sebab Adit berbicara terbata-bata akibat lidahnya
juga terluka,’’ jelas Dahniar.
Diceritakan Dahniar, Adit ditemukan
penjaja sayur yang biasa berjualan di afdeling IV komplek karyawan milik
PTPN V, Ahad sore (15/12). Saat ditemukan memprihatinkan, karena luka
di sekujur tubuhnya membusuk dan bernanah. Kondisinya juga lemah bahkan
tidak mampu megeluarkan suara. ‘’Pas dibawa tukang sayur kemari, ia
merintih sepeti menangis. Tapi tak terdengar suaranya, badannya pucat
sekali,’’ cerita Dahniar.
Adit, menurut Dahniar, ditemukan sekitar
pukul 17.00 WIB oleh Pangaribuan di kebun Blok S. Saat itu, seperti
dikisahkan Pangaribuan ke Dahniar, ia akan membuang air kecil di tengah
kebun. Namun ia merasa janggal saat melihat tubuh anak kecil tergolek di
bawah pohon kelapa sawit. Saat didekati, tubuh anak yang penuh luka
tersebut ternyata masih hidup.
Sesekai dari mulutnya keluar kata-kata
mamak. Karena merasa kasihan, lalu membawa anak tersebut ke kompleks
perumahan tempat tinggal Dahniar. Namun di sana ternyata tidak ada yang
mengenali bocah tersebut. Akhirnya setelah berembuk, diputuskan untuk
membawanya ke kantor polisi.
Pertama Adit dibawa ke pos polisi Simpang
TB kemudian ke Polsek Tandun. Di sana setelah ditanya berulang-ulang,
Adit mengaku rumahnya di Ujungbatu. Akhirnya ia di bawa ke Polsek
Ujungbatu. Sesampainya di sana, Adit diberikan perawatan sementara di
Puskesmas setempat. Setelah itu ditanya lagi di mana rumahnya. Namun ia
tidak ingat di mana persisnya tinggal.
Setelah Dahniar dan pihak kepolisian
berembuk, diputuskan Adit untuk sementara diberikan perawatan dulu
sambil menunggu proses pencarian keluarganya. Berkat uluran tangan
Dahniar, Adit dirawat di Rumah Sakit Kebun milik PTPN V.
Menurut M Nur, dokter yang menangani Adit,
bocah ini mengalami luka hampir di sekujur tubuhnya. Luka itu menurut
analisis awal mayoritas disebabkan oleh kekerasan benda tumpul dan
tajam. Luka yang cukup parah diderita Adit adalah luka robek di bibir,
luka di lidah dan luka bakar di punggung belakang. Alat kelamin bocah
tersebut juga mengalami luka akibat benda tajam.
‘’Kondisinya cukup parah pak, pokoknya sangat memprihatinkan,’’ katanya.
Selain mengalami luka fisik, Adit juga mengalami trauma psikis yang luar biasa. Ini bisa dilihat saat tiba di rumah sakit ia langsung menjerit melihat alat-alat medis yang berbentuk gunting dan pisau.
Selain mengalami luka fisik, Adit juga mengalami trauma psikis yang luar biasa. Ini bisa dilihat saat tiba di rumah sakit ia langsung menjerit melihat alat-alat medis yang berbentuk gunting dan pisau.
Bahkan diceitakan M Nur, saat akan
di-rontgen, Adit menjerit ketakutan. Selain itu dari pemeriksaan medis,
anak malang itu mengalami dehidrasi parah karena tubuhnya kekurangan
cairan dan juga mengalami gizi buruk. Hal itu dapat dilihat dari kondisi
fisiknya yang kurus kering dan sangat lemah. Selain itu, bocah itu
mengalami kekurangan darah yang cukup parah. Bahkan ia juga bisa disebut
Anemia. Infeksi di luka-lukanya juga bernanah dan sudah berbau.
Setelah mendapat laporan, tim P2TP2A
Kampar yang diketuai Hafiz Tohar melihat kondisi Adit di rumah sakit.
Setelah berkoordinasi, Tim LPA merujuk Adit ke RSUD Bangkinang untuk
mendapatkan perawatan intensif kemarin sore.
‘’Melihat kondisi Adit yang demikian kami
berkesimpulan untuk membawanya ke Bangkinang agar mendapatkan perawatan
intensif,’’ ucapnya. Di sana Adit juga akan mendapatkan pendampingan
untuk memulihkan kondisi kejiwaanya.
Kapolsek Tapung Hulu AKP H Alwis Aldi yang
dikonfirmasi Riau Pos (16/12) menjelaskan, anak ini ditemukan dalam
kondisi mengenaskan. Awalnya dibawa ke Polsek Tandun. Namun karena bukan
berada dalam wilayah hukum Polsek Tandun, maka dianjurkan dibawa ke
Polsek Tapung Hulu. Tapi sampai saat ini belum ada laporan ke polisi.
‘’Namun karena anak ini ditelantarkan, maka kita cepat berikan pertolongan,’’ ujarnya
sumber: JJPN
0 comments:
Post a Comment