JAKARTA — Perbedaan pandangan kembali terjadi lagi
antara Kapolri Jenderal Pol. Sutarman dengan Wakapolri Komjen Pol.
Oegroseno. Setelah berbeda pendapat mengenai penggunaan jilbab bagi
polisi wanita, sekarang mereka berbeda pendapat mengenai hibah kapal
laut dari Korea.
Oegroseno mengaku polisi air memang sangat
memerlukan tambahan armada kapal laut karena luasnya perairan Indonesia.
“Iya kita memang perlu. Indonesia kan dua pertiganya nya lautan, nah
kapal itu untuk sarana. Karena kalau kita beli baru harganya terlalu
mahal,” ujarnya di Mabes Polri Jum’at (27/12/2013).
Menurut
mantan Kadiv Propam itu, saat ini polisi di perairan memang sangat
membutuhkan berbagai jenis kapal. Namun yang paling dibutuhkan adalah
kapal patroli. “Tiga kapal yang panjangnya sekitar 80 meter dan ini
sedangkan kita bicarakan dan jumlahnya akan disesuaikan dengan kekuatan
personil kita,” kata dia.
Sebelumnya, Kapolri
Jenderal Sutarman dengan tegas memutuskan tidak menerima hibah kapal
laut dari pemerintah Korea Selatan. “Saya sudah memutuskan tidak
menerima. Untuk apa kapal bekas, kita tidak perlu kapal bekas,” kata
Sutarman saat ditanya setelah menjadi inspektur upacara di Monas, Jumat,
(20/12/2013).
Sutarman menegaskan Polri tidak
sedang membutuhkan kapal laut untuk kegiatan patroli di perairan
Indonesia. Pendapat berbeda juga diungkapkan Kepala Badan Pemeliharaan
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kabarhakam), Komjen Pol. Badrodin
Haiti. Badrodin menyampaikan, kepolisian memang sedang membutuhkan
banyak kapal laut, mengingat banyaknya kapal tua yang masih
dioperasikan. “Usianya paling lama sekitar 1952-1956,” ujar Badrodin
beberapa waktu lalu di Mabes Polri.
Kebutuhan
pengganti kapal tua mencapai ratusan mengingat luasnya wilayah
Indonesia. “Kebutuhan kapal banyak. Kapal patroli tergantung kelasnya.
Ada yang tipe A, tipe B atau tipe C. Ya bisa sampai seratusan,” kata
dia.
Meski kebutuhan kapal baru tergolong banyak,
namun Polri belum memasukkan anggaran pengadaan kapal pada tahun ini.
Kemungkinan jika mendesak pada tahun depan. “Ya bisa jadi (tahun
depan),” ujar dia.
Badrodin mengatakan saat ini
Polri masih sebatas bertemu dengan sejumlah perusahaan pembuat kapal
dari berbagai negara termasuk Belanda. Polri akan memutuskan pembelian
kapal setelah melakukan koordinasi. “Bukan hanya Belanda, ada dari
berbagai negara. Kalau ini pihak swasta, mereka menjual bukan hibah,”
ujarnya.
0 comments:
Post a Comment