LEMBANG- Seorang
pekerja yang sedang membersihkan kolam pemancingan di Kampung
Sukapinggir, RT 02/12, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat (KBB) menemukan sebuah granat nanas yang diduga bekas
peninggalan agresi belanda ke II.
Diceritakan Unen,55, penemuan granat
tersebut ketika dia sedang membersihkan kolam pemancingan milik Masduki,
yang tertimbun longsor sekitar dua minggu lalu.
Banyaknya longsor yang menimbun, membuat
kolam pemancingan umum tersebut ditutup setelah longsor, Unen yang
menjadi pekerja dan tinggal di gubuk dekat kolam tersebut kemudian
membersihkan longsoran tanah yang masuk ke hampir setengah kolam
pemancingan tersebut. "Selama satu pekan saya membersihkan kolam," kata
Unen ketika diwawancara, Rabu (26/12).
Namun, pada Senin (23/12) lalu, sekitar
pukul 18.00, ketika dia membersihkan tanah longsoran di kolam tersebut,
dia melihat benda yang kemudian diketahui sebagai granat nanas. Granat
tersebut ditemukan diantara bebatuan yang bercampur lumpur.
Karena menyangka benda tersebut granat
mainan anak-anak, dia membungkusnya dengan plastik kresek dan
digantungkan di saung yang biasa dipakai pemancing. "Saya kira itu
mainan anak-anak, makanya saya gantung," kata Unen.
Baru, pada Kamis (26/12) pagi, seorang
tukang ojek bernama Ade datang ke Kolam untuk mengantarkan pakan ikan.
Ade yang melihat kantong plastik menggantung di saung, kemudian
menanyakan apa isi kantong plastik tersebut kepada Unen.
Setelah melihat langsung isi kantong
plastik tersebut, Ade melihat ternyata isinya adalah granat berjenis
nanas. Ade kemudian membawa granat tersebut ke pos polisi.
"Tebing yang longsor ini, beberapa waktu
lalu suka dipakai warga membuang sampah. Kalau jaman dulu, katanya
pernah digunakan tempat perang, karena diatasnya bekas markas TNI AURI,"
papar Unen.
Kapolres Cimahi, AKBP Erwin Kurniawan,
membenarkan bahwa tempat tersebut dulunya memang pernah digunakan
sebagai tempat perang pada waktu agresi Belanda II.
"Granat berjenis granat nanas dan sudah
berkarat, mungkin bekas peninggalan perang pada saat agresi Belanda ke
II," kata Kapolres ketika diwawancara di TKP.
Dikatakannya, Ade yang berprofesi
sebagai tukang ojek dan biasa mangkal di Lembang dekat pos pam polisi
membawa sendiri granat tersebut. "Ade yang membawanya ke Pos Polisi pada
pukul 09.15. Kami langsung menghubungi Jibom Polda Jabar Cikeruh,"
paparnya.
"Ade membawanya di kantong jaket, katanya takut terbentur kalau dibawa dengan kantong kresek," tambahnya.
Berdasarkan pantauan, di lokasi penemuan
dan pos polisi di Lembang dijaga ketat oleh aparat kepolisian dan
diberi garis polisi. Sekitar pukul 12.00, satu buah mobil jibom dari
Polda Jabar datang untuk melakukan penyisiran di sekitar tempat penemuan
granat.
"Disisir dulu oleh Jibom Polda Jabar,
untuk memastikan tidak ada lagi sisa-sisa granat lain. Kalau ternyata
masih ada dan ditemukan oleh warga yang tidak tahu kan bisa meledak dan
menimbulkan korban," papar Kapolres.
Lebih lanjut dikatakan Kapolres,
pihaknya akan memeriksa dua orang saksi yakni Unen yang menemukan dan
Ade yang membawanya ke Pos Polisi.
"Saya berterima kasih kepada Ade yang
telah membawa granat tersebut ke Pos Polisi, karena granat tersebut
tergantung di saung, kalau ditemukan anak-anak bisa bahaya juga,"
ujarnya
0 comments:
Post a Comment