Monday, May 5, 2014

BANDA ACEH– Para pengemis di Banda Aceh kini mulai kembali menjamur. Tanpa bermaksud mengerdilkan posisi mereka, keberadaan para peminta-minta ini mengundang pemandangan tak elok.

Minggu 27 April 2014, AJNN melakukan reportase di beberapa warung kopi di Banda Aceh. Selama satu jam berada di sana ada sekitar 7 orang pengemis datang. Setelah beranjak yang satu sekitar 10 menit datang yang lain.

Kondisi ini ditanggapi beragam oleh warga pengunjung warung. Rahmat Diansyah misalnya, menurut dia ini salah saktu bukti kegagalan pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya.

“Mereka terlilit persoalan ekonomi makanya meminta-minta,” katanya saat dimintai pendapat oleh AJNN.

Pada Senin 28 April 2014 AJNN mengunjungi warung kopi yang lain. Pemandangan yang sama kerap dijumpai.
Muarif salah seorang warga yang sedang minum di warung itu mengatakan sangat mengganggu.

“Kita sedang serius mengadakan pertemuan tiba-tiba datang pengemis sehingga rapat kita terganggu,”ujar Muarif.

Lain halnya yang diungkapkan Muhammad Rizal bahwa tergantung pengemis yang datang pantas tidaknya diberikan.

“Ada pengemis yang pantas kita berikan, kita lihat kondisi fisiknya yang tidak mungkin untuk bekerja, kadang untuk jalan saja susah apalagi untuk bekerja, tapi ada juga pengemis yang tidak pantas diberikan kadang ketika kita lihat fisik masih sehat dan mampu bekerja dan itu tidak perlu diberikan karena bisa membuat dia manja dan malas bekerja,” ujar Rizal.

Untuk mengatasi persoalan semacam ini, kata dia pemerintah masih menggunakan cara-cara yang bersifat mengobati yaitu melakukan razia dan penertiban tapi tidak melakukan pencegahan agar mereka tidak lagi turun kejalan untuk meminta-minta dan dengan kesadaran tanpa ada rasa takut kepada pihak penertiban.

Dia berharap Pemko Banda Aceh dan pihak-pihak terkait berfikir bersama Gubernur Aceh, karena bagaimana pun para peminta-minta banyak datang dari daerah ke Banda Aceh.

0 comments:

Post a Comment