Tuesday, May 20, 2014

Foto : Masyarakat Kec. Geureudong Pase Kab. Aceh Utara Blokir Jalan Krn Tak Di Aspal

*Daerah "Basah" Itu Kini Kering Kerontang

"Aceh Utara ku sayang Aceh Utara ku malang", sepertinya itu merupakan sepenggal kalimat yang paling ideal untuk menggambarkan betapa mirisnya kondisi Kabupaten yang dulunya terkaya di Aceh itu hari ini.

Membawahi 27 Kecamatan atau sebanyak 857 Gampong (Desa) menjadikan Kabupaten Aceh Utara sebagai yang terluas di Aceh.

Namun meski wilayah administrasinya seluas itu, belakangan ini Kabupaten Aceh Utara hanya ditunjang oleh anggaran yang sangat minim yaitu rata-rata Rp.1,5 Trilyun per tahunnya, bahkan tidak sampai 50% dari total APBK (Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten) Kabupaten Kutai Kartanegara yang mencapai Rp.4,425 Trilyun yang hanya membawahi 18 Kecamatan saja.

Sungguh ironis sekali, Kabupaten yang dulunya merupakan penyumbang Devisa terbesar di Aceh ini kini hanya menjadi pengais sisa-sisa anggaran (DAU/DAK) yang diberikan oleh Pemerintah Pusat setelah era keemasannya berakhir dengan semakin menyusutnya cadangan Migas (Minyak dan Gas) di daerah ini, bahkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sekedar untuk menggaji pegawainya saja Kabupaten ini merasa kewalahan.

Kegagalan Aceh Utara memanfaatkan era keemasannya untuk membangun hampir sama dengan apa yang dialamai oleh Nigeria. Negara yang kaya akan minyak di Benua Afrika itu juga tidak mampu berbuat banyak dengan sumber daya alamnya yang melimpah ruah sebagai karunia Tuhan untuk negeri bertuah itu.

Kini setelah tutupnya beberapa Proyek Vital seperti AAF dan KKA, yang akan disusul pula oleh Exxon Mobil dan PT. Arun, Pemerintah Aceh Utara mulai kelabakan mencari sumber pembiayaan pembangunannya. Upaya untuk menggenjot PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang sudah beberapa tahun disuarakan oleh berbagai kalangan, baik Eksekutif maupun Legislatif belum juga membuahkan hasil.

Untuk sekedar diketahui, sampai dengan tahun 2013 masih terdapat sekitar 7.000 KM ruas jalan rusak yang tersebar di 27 Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Teknis setempat, bahkan menurut Ir. Risawan Bentara, MT (Kadis Bina Marga Kabupaten Aceh Utara), butuh waktu setidaknya 40 Tahun lagiuntuk membangun seluruh ruas jalan plus jembatan yang ada di di kabupaten ini jika rata-rata anggaran per tahunnya sebesar saat ini, itupun baru sekedar untuk pengerasan saja, belum untuk pengaspalan. Itu artinya rakyat di kabupaten ini harus menunggu setidaknya 8 kali pergantian periode Bupati lagi hanya untuk sekedar menikmati jalan berbatu..

0 comments:

Post a Comment