Foto : Masyarakat Kec. Geureudong Pase Kab. Aceh Utara Blokir Jalan Krn Tak Di Aspal
*Daerah "Basah" Itu Kini Kering Kerontang
"Aceh Utara ku sayang Aceh Utara ku malang", sepertinya itu merupakan
sepenggal kalimat yang paling ideal untuk menggambarkan betapa mirisnya
kondisi Kabupaten yang dulunya terkaya di Aceh itu hari ini.
Membawahi 27 Kecamatan atau sebanyak 857 Gampong (Desa) menjadikan Kabupaten Aceh Utara sebagai yang terluas di Aceh.
Namun meski wilayah administrasinya seluas itu, belakangan ini
Kabupaten Aceh Utara hanya ditunjang oleh anggaran yang sangat minim
yaitu rata-rata Rp.1,5 Trilyun per tahunnya, bahkan tidak sampai 50%
dari total APBK (Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten) Kabupaten
Kutai Kartanegara yang mencapai Rp.4,425 Trilyun yang hanya membawahi 18
Kecamatan saja.
Sungguh ironis sekali, Kabupaten yang dulunya
merupakan penyumbang Devisa terbesar di Aceh ini kini hanya menjadi
pengais sisa-sisa anggaran (DAU/DAK) yang diberikan oleh Pemerintah
Pusat setelah era keemasannya berakhir dengan semakin menyusutnya
cadangan Migas (Minyak dan Gas) di daerah ini, bahkan dalam kurun waktu 5
tahun terakhir sekedar untuk menggaji pegawainya saja Kabupaten ini
merasa kewalahan.
Kegagalan Aceh Utara memanfaatkan era
keemasannya untuk membangun hampir sama dengan apa yang dialamai oleh
Nigeria. Negara yang kaya akan minyak di Benua Afrika itu juga tidak
mampu berbuat banyak dengan sumber daya alamnya yang melimpah ruah
sebagai karunia Tuhan untuk negeri bertuah itu.
Kini setelah
tutupnya beberapa Proyek Vital seperti AAF dan KKA, yang akan disusul
pula oleh Exxon Mobil dan PT. Arun, Pemerintah Aceh Utara mulai
kelabakan mencari sumber pembiayaan pembangunannya. Upaya untuk
menggenjot PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang sudah beberapa tahun
disuarakan oleh berbagai kalangan, baik Eksekutif maupun Legislatif
belum juga membuahkan hasil.
Untuk sekedar diketahui, sampai
dengan tahun 2013 masih terdapat sekitar 7.000 KM ruas jalan rusak yang
tersebar di 27 Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, berdasarkan data
yang dirilis oleh Dinas Teknis setempat, bahkan menurut Ir. Risawan
Bentara, MT (Kadis Bina Marga Kabupaten Aceh Utara), butuh waktu
setidaknya 40 Tahun lagiuntuk membangun seluruh ruas jalan plus jembatan
yang ada di di kabupaten ini jika rata-rata anggaran per tahunnya
sebesar saat ini, itupun baru sekedar untuk pengerasan saja, belum untuk
pengaspalan. Itu artinya rakyat di kabupaten ini harus menunggu
setidaknya 8 kali pergantian periode Bupati lagi hanya untuk sekedar
menikmati jalan berbatu..
Home
»
DAERAH
»
NASIONAL
» Ir. Risawan (Teknokrat Aceh) : Kondisi Aceh Utara Kini Saat Si Kaya Jatuh Papa !
Tuesday, May 20, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment